Pasir Gadog, hanyalah Tulisan Biasa..

Oleh : Subhan Agung

 
Tentang Pasir Gadog
Pasir Gadog merupakan nama yang saya berikan untuk blog ini. Awalnya saya memberikan nama ini tidak sedikitpun berdasarkan pada alasan yang mendalam, filosofis apalagi visioner. Hanya kebetulan saja, ketika saya “iseng-iseng” membuat blog lewat blogspot di penghujung tahun 2008. Saat itu yang saya ingat untuk dijadikan judul adalah Pasir Gadog. Benar-benar saat itu hanya ingatan dan pilihan spontanitas saja. Walaupun saya harus akui juga di bawah alam sadar saya, bahwa Pasir Gadog sangat membekas dalam pengalaman hidup saya, terutama di masa kecil sampai saya menginjak dewasa.

Pengaruh tersebut ternyata terasa besar saat ini, ketika beberapa sahabat blogger memberikan saran agar mengganti judul blog dengan judul yang lebih menjual dan populer, supaya dapat dengan cepat populer dan mudah dideteksi oleh search engine atau mesin pencari sejenisnya. Hal ini dikarenakan teman-teman prihatin terhadap blog saya ini “antara hidup dan mati”. Namun saya tetap mempertahankan Pasir Gadog sebagai nama blog saya dengan pertimbangan lebih menjadi ciri khas saya yang memang lahir dan dibesarkan di lingkungan tempat ini. Pikir saya walaupun tidak ada yang sengaja berkunjung, paling tidak bagi mereka yang datang “tersesat” ke blog saya.

Pasir Gadog sebenarnya merupakan nama dari sebuah bukit seluas kurang lebih 5 Ha, 18 Km sebelah Barat kota Tasikmalaya. Letaknya dipinggiran Kabupaten Tasikmalaya, yakni kaki Gunung Galunggung. Pasir Gadog secara geografis terletak di kampung Ciakar, desa Sukaratu, kecamatan Sukaratu, kabupaten Tasikmalaya. Di tempat inilah saya dilahirkan, dibesarkan sampai masa remaja (SLTA). Tempat di sebelah Barat Daya rumah saya ini merupakan tempat main saya dengan teman-teman saat masa kecil, mencari tumbuhan Pakis untuk di makan bersama-sama, mencari hayam cangehgar, terus dibakar dan dimakan bareng-bareng, ngala jamu haer (memanjat pohon jambu air), sampai sempat terjatuh, ngala iwung (mencari rebung bambu), mencari kayu-kayu yang tumbang untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Semua aktifitas saya setelah pulang sekolah sebagian besar dilakukan dan dihabiskan di bukit ini. Bukit ini juga menjadi tempat pelarian saya ketika dimarahin orang tua, karena kebiasaan “jelek” saya yang suka memakan tahu mentah yang siap dimasak secara diam-diam.

Oleh karena memiliki cerita lama yang melekat kuat pada diri saya, maka tempat itu selalu teringat di hati dan sulit dilupakan, walaupun setelah SMA kehidupan saya cukup lama dihabiskan di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, namun Pasir Gadog tetap menjadi tempat kenangan yang menyimpan banyak inspirasi dalam mengembangkan cara berfikir saya. Mungkin saja memori ini merupakan pengaruh kita berbuat baik pada alam. Saya meyakini bahwa hakikat kehidupan ini keseimbangannya mencakup hubungan tiga piramida yakni Tuhan, Alam dan Manusia. Tuhan sebagai Khalik, pencipta yang memiliki hak untuk diimani dan dipuja oleh makhluk. Sedangkan alam dan manusia adalah ciptaan (makhluk) yang diharuskan menghamba. Sesama makhluk Tuhan haruslah berbuat lain untuk melakukan back-link (bahasa bloggernya). Jika diantara sesama berbuat baik, termasuk pada alam, alam pun akan baik pada kita. Alam boleh dimanfaatkan, namun tidak boleh dirusak. Jika dirusak, maka alam pun akan murka pada kita.

Dari Pasir Gadog Memandang Dunia
Disiplin –Globalisasi mengatakannya begitu—keilmuan saya dalam belajar di universitas kebetulan di bidang Ilmu Politik. Sudah selama 7 tahun saya menggeluti teori di bidang ilmu ini. Kemudian sejak tahun 2007 saya pun mulai tercatat mengampu materi kajian Ilmu-Ilmu Politik di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya. Oleh karena itulah di blog saya ini janganlah postingan terbanyaknya tentang politik, sosial, filsafat dan agama. Secara khusus blog ini memang diperuntukkan untuk menuangkan ide-ide saya, baik opini, penelitian, maupun materi formal dalam kuliah dan mengajar dalam Ilmu Politik. Namun walaupun begitu, saya juga memasukkan berbagai hal tentang saya selain dalam Ilmu Politik seperti kuliner, jalan-jalan, info bisnis, berita, dan lain sebagainya.

Selogan dari blog ini adalah Politics, Policy, and My Arche Writing. Politics maksudnya adalah bagaimana politik dipahami sebagai sebuah ilmu untuk mencapai kebaikan (progresifitas) kehidupan manusia. Kajian ini dalam Ilmu Politik ngetrend terutama sejak di masa post-Kolonial yang disebut sebagai life’s politics. Kajian-kajiannya mencakup budaya politik, habitus politik, agama dan politik, politik identitas, gender, etnisitas, politik dekontruksi, dan lainnya. Policy maksudnya politik dipahami sebagai politik prosedural yang lazim dipahami di masa Modern saat ini. Politik model ini sering disebut model Scumpeterian, karena memang beliaulah yang concern dengan bidang kajian politik seperti ini, bahkan sangat mean-stream saat ini. Kajian utamanya Parpol, Pemilu, parlemen, sistem demokrasi, pemerintahan, dan kajian politik prosedural lainnya.

Sedangkan Arche Writing adalah kata-kata yang penulis adopsi dari ilmuwan Jacques Derrida (1930-2004) yang maksudnya adalah tulisan hidup yang memiliki makna dalam dan bisa memainkan kehidupan manusia. Konteks pemikiran tersebut sebagai kritik terhadap pemikiran pendahulunya semisal Ferdinand de Saussure yang lebih mengutamakan ujaran dari pada tulisan. Harapannya tulisan-tulisan saya di Pasir Gadog ini memiliki makna dan hidup sebagai tulisan yang dapat dimanfaatkan, baik menambah referensi maupun panduan dalam mencari kebenaran yang sebenarnya (dekonstruksi pemikiran). Ingat kebenaran adalah tujuan yang akan kita cari, proses dalam mencari kebenaran itulah yang penting bagi kita. Pasir Gadog paling tidak menjadi media untuk berdialektika untuk mencapai kesempurnaan tersebut, paling tidak bagi diri saya sendiri, dan diharapkan juga bagi sahabat semuanya. Sangat bersyukur sekali jikalau blog ini bermanfaat bagi semuanya. Semoga!.

Subhan Agung. Tasikmalaya, 15 Januari 2009 



1 komentar:

  1. Tetap berkarya om.. demi anak bangsa.. Insya Allah aku ingin menulis.. juga. kayak om.. luar biasa.. thanks

    ReplyDelete