Kunci Terciptanya Masyarakat Madani
Saat ini
kita merasakan bagaimana ikatan-ikatan sosial masyarakat mulai terlepas satu
persatu. Kultur individualistis, egositis, pragmatis bahkan apatisme sosial
seolah menjadi virus yang mewabah dalam kehidupan sosial masyarakat kita.
Keadaan seperti ini tentu bertolak belakang dengan salah satu cita-cita
berdirinya sebuah bangsa ataupun sebuah peradaban, yaitu mewujudkan masyarakat
madani. Klaim yang menyatakan bahwa sistem demokrasi akan menciptakan tatanan
baru masyarakat yang adil, sejahtera serta mempunyai karakter masyararakat yang
partisipatif ternyata tidak terbukti.
Sistem demokrasi yang laju
perkembangannya seiring sejalan dengan kultur kebebasan dan keterbukaan
(sekuler) disertai dengan paradigma
kapitalistik, ternyata lambat-laun membentuk tabiat manusia yang segala
sesuatunya harus diukur dengan hitung-hitungan materi. Kalkulasi materi inilah
yang menjadi sumber tergerusnya nilai-nilai kepekaan sosial, gotong royong,
silih asah, asih, asuh kemudian lambat laun akan mengikis nilai-nilai agama
(Islam) yang pada hakekatnya mengatur tentang hubungan manusia dengan manusia
lainnya (Hablumminannas). Inilah virus yang terus bermutasi menjadi
wabah dan bencana bagi kehidupan sosial masyarakat, dan konsep masyarakat
madani akan menjadi sesuatu yang utopis.
Konsep Masyarakat Madani dalam Islam
Kata
kunci terciptanya masyarakat madani adalah lahirnya masyarakat yang beradab,
memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan senantiasa merefleksikan nilai-nilai
kebajikan antar sesama. Prinsip inilah yang kemudian diajarkan dalam Islam
sebagai salah satu bentuk ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Sebagai agama yang
komprehensif dalam mengatur kehidupan manusia, ada dua dimensi yang akan
dijadikan indikator keimanan seseorang, Hablumminalloh yakni dimensi hakekat
hubungan kita dengan Alloh SWT dan Hablumminannas yaitu dimensi tentang hakekat
hubungan kita dengan sesama manusia. Dimensi Hablumminannas inilah sebagai
jawaban atas lahirnya masyarakat madani.
Ketika
Islam mengatur hubungan antar sesama manusia, dan menjadikannya salah satu
dimensi dalam mengukur tingkat ketaqwaan seorang hamba, dimensi Hablumminannas
akan mencetak manusia-manusia saleh berakhlah mulia. Manusia-manusia saleh
inilah yang secara kolektif akan berperan serta dalam kehidupan sosial. Secara
sistematis, manusia-manusia soleh yang dilahirkan dari dimensi ajaran Islam
dengan sendirinya akan membentuk karakter manusia-manusia yang peka terhadap
persoalan sosial, membaur, partisipatif, silih asih, asah dan asuh, tolong
menolong, toleran, dan itu semua dilakukan tanpa pamrih. Inilah kunci
terciptanya masyarakat madani.
Sejarah
Islam telah membuktikan bagaimana ajaran Islam telah melahirkan masyarakat
Madani. Peradaban Madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW adalah salah
satu grand desain terbaik dalam menciptakan masyarakat madani.
Penggambaran masyarakat Madinah yang toleran, inklusif sehingga menjadi
peradaban penuh kedamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat non muslim pada
waktu itu, tidak semata-mata dibangun atas dasar konsensus yang digagas dalam
sebuah Piagam Madinah, tetapi aspek terbesar adalah keberhasilan Rasululloh
dalam membangun peradaban madani di Madinah terletak pada keberhasilan
Rasululloh menanamkan nilai-nilai Islam, ajaran-ajaran Islam yang mengatur pola
hubungan sosial, yaitu dimensi Hablumminalloh sebagai salah satu indikator
keimanan dan ketaqwaan kepada umatnya, sehingga kesalehan sosial secara
kolektif yang terbentuk dari ajaran Islam lewat Nabi Muhammad SAW, dan inilah
yang membuat masyarakat non muslim merasakan kedamaian dan kesejahteraan.
Sebagai
bahan muhasabah, terkikisnya nilai-nilai kepekaan sosial yang kini
tengah menjangkiti masyarakat kita, ternyata tidak terlepas dari semakin
menjauhnya kita dari ajaran Islam yang kaffah. Kita semakin dinina-bobokan oleh
kultur baru, pola pikir baru dan paradigma baru. Kapitalisme, modernisme dan
sekularisme ternyata menjebak kita pada situasi serba pamrih.
wallahualam bishawab.
Ditulis Oleh : Rino Sundawa Putra, Dosen FISIP Universitas Siliwangi
salam kenal pak... *smile
ReplyDeletetp bukti di lapangan suka berkata lain? di negara/kota para nabi & rasul sudah ikut²an terbawa virus!
ReplyDeletehihihi :D
Ya Allah kapan Indonesia menjadi Rakyat Madani ??? mari kita bersama2 mulai dari diri dan lingkungan kita.. yuk :) thanks
ReplyDelete