Polemik "Nyanyian" Nazaruddin

Subhan Agung

 Sebagai orang yang tidak tahu banyak seputar politik praktis, perasaan saya merasa miris dengan “nyanyian-nyanyian” mantan politisi yang juga mantan bendahara umum partai Demokrat, Nazaruddin hari Selasa dan Rabu, 19 dan 20 Juli 2011 kemarin secara live di Metro TV. Miris, dikhawatirkan apa yang dikatakan Nazaruddin ini benar. Namun, di luar luar benar atau tidaknya “nyanyian” tersebut, rasa miris saya juga semakin kuat dengan kekhawatiran kondisi perpolitikan Indonesia yang carut-marut saat ini. 

Miris dikarenakan politik kita sepertinya penuh dengan permainan elit-ilit politik yang saling berkonpirasi untuk menjalin keuntungan rente semata. Aktivitas dan manuver politik yang dibangun ujung-ujungnya kekuasaan atau jabatan, uang dan kepentingan politik pribadi lainnya. Saya berpikiran, semakin sulit saja kita menemukan figur politisi yang dapat dipercaya dan memang serius mengemban amanah di negara kita ini. 

“Nyanyian” Nadaruddin memang belum tentu suatu kebenaran. Namun paling tidak, membukakan suatu gambaran peribahasa tidak mungkin ada asap, kalau tidak ada api. Artinya yang pasti saat ini adalah ada kebobrokan mental dan perilaku elit politik kita yang koruptif dan konspiratif dalam mendapatkan kepentingan pribadinya. Cerita ini pun saat ini menggelinding menjadi konsumsi publik, karena media pun memfasilitasi “nyanyian-nyanyian” bahkan secara langsung di televisi. Anehnya lagi aparat penegak hukum kesulitan menemukan di mana posisi Nadzamudin, apalagi menangkapnya. Aneh dikarenakan Indonesia yang harusnya memiliki hubungan baik dengan Singapura sepertinya kesulitan dalam memboyong Nadzar ke Indonesia.

Harapan saya dan mungkin juga harapan masyarakat lainnya Nazaruddin menyungkap semua itu di muka hukum, jika benar kita mengharapkan jika semua yang dinyanyikannya benar, penegak hukum benar-benar profesional menegakkan hukum setegas-tegasnya. Tapi mungkinkan itu terjadi?. Kita masih menunggu perkembangan terkini.

Pelajaran politik penting sementara menurut saya dari kasus Nazarudin ini adalah : kuatnya nuansa pertemanan dalam partai politik, di mana orang-orang yang berkumpul dalam partai politik kita tidak terjadi karena adanya kesamaan ideologis, namun kepentingan. Oleh karena persamaan kepentingan, yang menjadi kultur partai adalah patrin client (pertemanan). Jika merasa kepentingannya terakomodasi dan ternaungi dalam partai, maka pertemanan akan terus berjalan. Namun sebaliknya jika salah satu teman ada yang terkena kasus, atau dirugikan secara pribadi maka ujung-ujungnya adalah perpecahan, bahkan kehancuran. Pertemanan yang sebelumnya kuat, berubah menjadi permusuhan. Bukankah begitu yang sedang terjadi dengan hubungan Anas Urbaningrum dan Nadaruddin. Kedua sahabat ini sekarang menjadi musuh politik, bahkan eskalasinya mencuat ke perpecahan lain. Baru-baru ini (Rabu, 20 Juli 2011) Anas menganggap nyanyian Nazaruddin di manfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk mencoreng nama baik dan berniat menjatuhkannya.

Perkembangan eskalasi ini memang telah menimbulkan berbagai macam kemungkinan seperti yang sudah banyak dianalisis oleh para ahli politik semisal mengaitkannya dengan munculnya faksi-faksi dalam tubuh internal partai demokrat, yang bermuara pada sisa-sisa kongres partai sebelumnya. Anggapan lainnya ada yang menganggap Anas berhadap-hadapan dengan SBY, Anas dengan Marzuki dan analisis lainnya yang bagi kita masyarakat awal semakin pusing dan semakin muak dengan realita politik kita.

Saya dan “mungkin” juga masyarakat lainnya jelas tidak menginginkan kasus ini berlarut-larut, karena masih banyak masalah publik lainnya yang selama ini terbengkalai, apalagi itu menyangkut kesejahteraan dan kemiskinan masyarakat kita. Oleh karena itu, aparat berwenang harus secepatnya menangkap Nazaruddin untuk dapat membukakan tabir yang selama ini masih “ngawang-ngawang” dan masih berstatus isu bukan sebuah fakta hukum. Oke, saya dan mungkin masyarakat lainnya akan menunggu kerja optimal para penegak hukum.  Kalau tidak percaya kepada anda sekalian, kepada siapa lagi saya harus percaya?. Semoga!.

Yogya, 21 Juli 2011, pukul 1.06 WIB.

Sumber Gambar Ilustrasi :
http://buletininfo.com/?com=news&task=banneritem&view=raw&id=10468



19 komentar:

  1. semua orang pada kebakaran jenggot kayaknya sob...

    ReplyDelete
  2. Iya bener apalagi yang kebakaran jenggot mereka para elit politik negeri ini.hhhee

    ReplyDelete
  3. ya,,kita sebagai rakyat mau gmana lagi,, padahal kita yang milih mereka, tapi ... arrgh sudahlah,, mudah-mudahan indonesia bisa menjadi negara yg makmur aja,, :)

    ReplyDelete
  4. NYANYIAN SUMBANG SEORANG NAZAR...
    Itulah jiwa pengecut yang tidak patut kita tiru...
    Hanya berani bernyanyi di Negeri Orang...
    kalaupun benar... jebloskan aja sekalian ke penjara oknum-oknum yang sudah makan duit Rakyat....!!!
    Itu baru sifat Gentle..
    Hai Nazar.. jangan hanya pandai lempar batu sembunyi tangan...

    ReplyDelete
  5. sampai kapan mslh ini selesai ya...kyknya lama bnr....dl gayus skrg ini....

    ReplyDelete
  6. lieur kalo sudah berurusan sama politik....banyak sekali yang dimanipulasikan. entahlah, siapa yang benar dan disalahkan... negara ini sudah terkatung2...satu belum selesai, eh..., ini mulai mencuat kembali... apa masih ada lagi kasus2 yang tersembunyi seperti ini yang belum terkuak???
    Andai punya hati nurani......

    Ukh... lieur pisan teuh urang...

    ReplyDelete
  7. sebenarnya hanya nyanyian lama, "tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan abadi"

    salam sambil follow web ini, kalau berkenan follow back ya... :)

    ReplyDelete
  8. wah, blognya makin sukses aja nih.
    salam kenal ya.

    wah, blognya makin sukses aja nih.
    salam kenal ya.

    ReplyDelete
  9. mas,sudah saya follow,folback yah ^^

    ReplyDelete
  10. @ All, terima kasih atas komentarnya.. Silahkan lanjut diskusinya..

    ReplyDelete
  11. @ All, terima kasih komentnya..Lanjut diskusinya

    ReplyDelete
  12. Hampir 10 Tahun SBY dan Partai Demokrat Berjaya, akankah ini akan menjadi akhir dari Partai Demokrat?? Pepatah Bilang Makin tinggi sebuah Pohon makin besar juga anginnya. . . heheh!Berkunjung sekalian Komen2!Nice Topik gan . . .

    ReplyDelete
  13. wah ane juga menikuti berita ini bro, sangat menarik untuk disinak kelanjutan ceritanya,, hehehee

    ReplyDelete
  14. wah ini berita gak ada matinya.. heheh

    ReplyDelete
  15. gak habis2 nya ne masalah di indonesia,, :'(

    ReplyDelete
  16. Turut berduka cita atas "musibah" yang melanda partai ini. Ala kulli hal, semoga SBY tetap konsen sebagai presiden, tidak tersita waktunya membina demokrat

    Salam ukhuwah

    ReplyDelete
  17. lagi seru-serunya nih..smpe ane ga mau ketinggalan update nazarudin by tvone...kasih update'n ny jg dong diblog..biar enak gt... salam blogger.. :)

    ReplyDelete