Neo-konservatisme dan Muslim Amerika
Oleh : Hendra Gunawan, M.Si
Meskipun telah ada banyak diskusi
mengapa banyak umat Islam tidak begitu menyukai Amerika, namun sedikit
sekali yang menyatakan bahwa kaum Neocons yang menguasai Amerika sangat
membenci kaum Muslim. Sangat benar, beberapa kaum Neocons membenci kaum
Muslim karena keyakinan dan agama mereka, serta nilai-nilai budayanya,
namun sepertinya ada penjelasan yang lebih mendalam lagi di balik
kebencian mereka itu.
Alasan sebenarnya yang lebih tepat
mengapa kaum Neocons begitu antipati terhadap kaum Muslim, karena bahwa
orang-orang di Timur Tengah, yang mayoritas penduduknya Muslim, telah
menolak dominasi AS, terutama pada masa setelah Perang Dingin, ketika
Amerika menjadi satu-satunya kekaisaran yang tersisa di dunia. Penolakan
itu telah menjadikan orang-orang Arab menjadi musuh abadi Neocons
Amerika.
Pikirkan tentang invasi AS dan operasi
perubahan rezim di Grenada dan Panama. Setelah selesai, warga dari kedua
negara tersebut patuh menerima tatanan baru. Mereka segera berpelukan
dan mendapatkan rezim yang sangat pro-AS. Tidak ada serangan teroris.
Tidak ada kekerasan atau pemberontakan di kedua negara. Sebaliknya,
keduanya dipenuhi dan dilengkapi dengan tatanan dunia baru.
Namun, tidak demikian, di Irak dan
Afghanistan. Di kedua Negara itu, banyak orang yang mentah-mentah telah
menolak apa yang disodorkan kepada orang-orang di Grenada dan Panama. Di
kedua negara tersebut, siapapun menolak invasi, pekerjaan, dan operasi
perubahan rezim. Rakyat Irak dan Afghan yang tak terhitung jumlahnya
bahkan bersedia mengorbankan nyawa mereka dalam perlawanan terhadap
campur tangan asing di negara-negara mereka, sama seperti yang mereka
lakukan ketika Inggris dan Kekaisaran Soviet menyerbu Irak dan
Afghanistan pada masa lalu.
Lihat Negara Irak. Setelah Perang Teluk
Persia, AS menerapkan sanksi yang paling brutal dalam sejarah pada
rakyat Irak. Tahun demi tahun, anak-anak Irak sedang sekarat dari
penyakit menular yang timbul dari air dan kotoran yang tidak diobati,
dan juga karena ketidakmampuan untuk memperbaiki air-dan-pengolahan
limbah tumbuhan yang sengaja dihancurkan oleh Pentagon selama perang.
Mengapa pejabat AS melanjutkan sanksi dari tahun ke tahun selama lebih
dari 10 tahun walaupun mengetahui bahwa mereka menyebabkan kematian
ratusan ribu anak-anak Irak? Karena rakyat Irak, sebagian besar dari
mereka adalah muslim, keras kepala menolak untuk memenuhi tuntutan AS
untuk mengusir Saddam Hussein dari kekuasaan. Untuk itu, mereka harus
dihukum.
Pejabat AS menekankan bahwa sanksi akan
dicabut begitu Irak memenuhi tuntutan AS untuk mengusir Saddam dari
kekuasaan dan menginstal rezim pro-AS. Walaupun sanksi tidak pernah
berhasil mengusir Saddam dari kekuasaan, ketika Duta Besar AS untuk PBB
Madeleine Albright ditanya apakah kematian setengah juta anak-anak Irak
telah sia-sia, ia menjawab bahwa kematian seperti itu, sebenarnya,
“sia-sia.” Lagi pula, apa cara yang lebih baik untuk menghukum
orang-orang yang “membangkang” dan mempertahankan sistem yang membunuh
anak-anak mereka?.
Pola pikir Neocons tentang kaum Muslim
mirip dengan pola pikir para pemilik perkebunan di Old South. Selama
para budak patuh, dan hormat, semuanya baik-baik saja. Para budak di Old
South tentu saja secara berkala mengeluhkan kondisi tetapi, pada
umumnya, keluhan-keluhan seperti itu diterima. Apa yang tidak dapat
diterima adalah resistensi dan perlawanan terhadap perbudakan itu
sendiri, terutama ketika itu berubah menjadi kekerasan. Dan itulah cara
pandang neocons terhadap Muslim di Timur Tengah. Mereka terlalu
sombong.Seperti budak di Old Selatan, itu adalah kewajiban pada
orang-orang di negara-negara Timur Tengah untuk menerima tatanan dunia
baru setelah jatuhnya Tembok Berlin. Ketika kekaisaran AS berbicara,
mereka seharusnya mendengarkan, dan taat.
Tapi seperti yang kita semua tahu—dari
sejak serangan di World Trade Center pada tahun 1993, serangan pada USS
Cole, serangan di kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania, serangan pada
9/11, dan kekerasan perlawanan terhadap pekerjaan di Irak dan
Afghanistan—ada orang di Timur Tengah, yang Muslim, yang, tidak seperti
warga di Grenada dan Panama, telah menolak untuk tunduk kepada
Kekaisaran AS dan mematuhi perintah-perintahnya. Dan itulah yang telah
membuat mereka menerima kebencian yang kekal dari para kaum Neocons AS.
Opini ditulis oleh Hendra Gunawan, M.Si, dosen Antropologi Politik FISIP Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.
Sumber Gambar : seruu.com
setelah aku baca2, postingan2nya
ReplyDeletesangat bagus, menarik dan
bermanfaat,,terus menulis,,karena
dengan menulis kita bisa
mengembangkan imajinasi kita dan
menjadikan kita lebih kreatif..serta
kadang bisa menghibur orang lain..
^_^
oia salam kenal
kalau berkenan silahkan mampir ke
jelitamaharani.blogspot.com/?m=1
folloback juga ya buat nambah temen
sesama blogger,,tukeran link juga
boleh,,makasih..^_^